Mengenal Gangguan Stres Pascatrauma serta Cara Mengatasinya

PTSD atau gangguan stres pascatrauma merupakan perasaan yang dialami seseorang setelah kejadian traumatis terjadi. Trauma adalah hal yang akan terjadi akibat sebuah peristiwa tidak menyenangkan, seperti bencana alam atau kejadian kriminal pada diri.

Seseorang yang hidup di zaman perang besar kemungkinan memiliki ketakutan akan suara tembakan, kerusuhan, dan sebagainya. Informasi lebih lanjut mengenai PTSD akan kami ulas melalui pembahasan di bawah ini!

Kondisi Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)

Mengenal seputar gangguan stres pascatrauma atau yang biasa disingkat PTSD adalah kondisi emosional seseorang terhadap sesuatu yang buruk di masa lalu.

Kondisi gangguan ini atau identik disebut sebagai PTSD merupakan trauma yang dialami seseorang setelah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Kondisi ini bisa terjadi kepada segala usia dengan berbagai reaksi berbeda-beda.

Kondisi tidak menyenangkan seperti ini mengancam jiwa seseorang, namun pada akhirnya turut berpengaruh juga terhadap kesehatan fisik orang tersebut. Umumnya orang dengan PTSD akan memberikan berbagai reaksi cukup negatif terhadap segala situasi di sekitar.

Ketakutan akan sesuatu di masa lalu membuat penderita mengalami kecemasan, tertekan, malu, merasa bersalah, menghindari sesuatu, sampai mengalami mimpi buruk. Mindernya seseorang bisa jadi disebabkan oleh ketakutan akan kejadian tidak menyenangkan di masa lalu.

Kondisi gangguan stres pascatrauma tidak hanya segala sesuatu yang terjadi pada diri sendiri, melainkan juga bisa sesuatu yang terjadi pada orang lain. Misal, kejadian tidak menyenangkan terjadi pada keluarga maka bisa jadi menyebabkan trauma pada diri sendiri.

Penyebab umum PTSD tidak selalu karena sesuatu yang terjadi secara personal, bisa juga karena tragedi umum, seperti perang. Kecelakaan atau kerusakan fisik juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya PTSD dalam jangka waktu berkepanjangan jika tidak ditangani.

Tanda Seseorang Mengalami PTSD

Klaim PTSD pada seseorang tidak bisa dilakukan oleh diri sendiri, lingkungan, keluarga, dan sebagainya. Anda bisa mengenali gejala-gejalanya, namun kami anjurkan selalu untuk konsultasi dengan psikolog atau ahli untuk mendapatkan diagnosa akurat.

1. Perubahan yang Negatif

Setiap orang pasti memiliki kekhawatiran terkait apa yang akan terjadi di masa depan, namun intensitas orang dengan gangguan stres pascatrauma cenderung lebih besar. Rasa takut akan sesuatu akibat kejadian di masa lalu bisa timbul begitu saja di berbagai situasi.

Orang dengan gangguan PTSD juga memiliki kekurangan dalam hal mengingat serta sulit mengeluarkan emosi positif terhadap suatu kejadian. Perasaan tidak peka dan kurangnya minat untuk melakukan sesuatu merupakan sebuah tanda seseorang mengalami trauma.

2. Gejala Ingatan Intrusif

Ingatan intrusif merupakan ingatan yang tiba-tiba datang di luar kontrol seseorang dan termasuk ingatan tidak diinginkan. Seseorang yang memiliki kejadian buruk di masa lalu dan belum bisa berdamai dengan kondisi tersebut akan dihantui ketakutan dan kecemasan.

Bisa saja segala kegiatan positif menjadi distraksi atas ketakutan tersebut, namun tidak sepenuhnya menjadi penanganan trauma. Kondisi gangguan stres pascatrauma salah satunya bisa dinilai dari munculnya pikiran tidak menyenangkan secara tiba-tiba.

3. Perubahan Emosional dan Fisik

Kondisi mental setiap orang bisa ditangani dengan baik asalkan orang tersebut menyadari bahwa dirinya membutuhkan pertolongan. Berbeda dengan individu yang memberikan penolakan dan selalu berdalih bahwa dirinya baik-baik saja.

Penolakan terhadap situasi emosi bisa menyebabkan perubahan emosi dan fisik, seperti keinginan bunuh diri, tidak nafsu makan, mudah kaget, takut akan sesuatu, dan seterusnya. Kesulitan tidur dan sulitnya memberikan fokus pada suatu kegiatan juga termasuk gejala PTSD.

Berbagai gejala gangguan stres pascatrauma di atas bisa disadari diri sendiri atau disadari orang lain. Setelah kondisi tersebut disadari sepenuhnya, alangkah baiknya langsung menghubungi ahli untuk memulihkan kondisi jiwa agar fisik juga ikut sehat kembali.

Berikut Proses Diagnosis PTSD

Setiap orang memiliki ketakutan, itu wajar, namun belum tentu ketakutan tersebut masuk kategori parah seperti PTSD. Banyak edukasi bisa didapatkan melalui berbagai sumber, namun yang berhak mendiagnosis kesehatan mental tetap hanya profesional.

Terkait gejala PTSD, ada beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan untuk mendiagnosis kondisi mental pasien. Setidaknya ahli kesehatan jiwa akan melakukan tiga prosedur berikut:

  1. Pemeriksaan terhadap kondisi fisik penderita. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah efek dari kesehatan mental yang terganggu berpengaruh juga terhadap berat badan, sakit pada lambung, detak jantung, dan sebagainya.
  2. Evaluasi psikologis yang akan dilakukan oleh profesional pada bidangnya dengan cara wawancara dengan pasien. Diagnosis gangguan stres pascatrauma bisa didapatkan setelah tenaga medis menciptakan suasana wawancara kondusif.
  3. Melakukan analisis kondisi pasien terhadap teori acuan, di mana tindakan ini lebih bersifat medis dan bisa dianalisis oleh ahli sebagai karya tulis atau tulisan terpercaya lainnya.

PTSD merupakan kondisi mental yang bisa disembuhkan, bisa juga dicegah sejak dini apabila Anda dapat melihat kemungkinan trauma di masa depan. Pencegahan bisa dilakukan dari diri sendiri dengan cepat melibatkan profesional dalam kondisi mental.

Bisa juga dibantu oleh lingkungan terdekat dengan senantiasa memberikan dukungan agar kondisi mental tetap sehat. PTSD atau gangguan stres pascatrauma merupakan gangguan kesehatan mental yang bisa diobati, bisa juga menjadi semakin parah jika tidak ditangani.