Penyebab dari Kondisi Resesi Ekonomi dan Cara Mengatasi

Kondisi resesi ekonomi merupakan suatu periode penurunan tingkat ekonomi yang terjadi secara sementara. Di mana kondisi tersebut biasanya akan langsung ditandai dengan aktivitas di sektor perdagangan dan industri.

Resesi ekonomi ini nantinya juga terjadi karena adanya penurunan PDB secara berturut-turut selama dua kuartal. Para ahli juga mengungkapkan bahwa resesi terjadi saat ekonomi suatu negara mengalami peningkatan jumlah pengangguran.

Penyebab dari Kondisi Resesi Ekonomi

Kondisi resesi ekonomi merupakan suatu periode penurunan tingkat ekonomi yang terjadi secara sementara, simak selengkapnya di bawah ini agar paham!

Resesi ini memang lebih dikenal sebagai periode penurunan kegiatan ekonomi yang umumnya ditandai dengan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal. Beruntungnya saat ini, Indonesia tidak masuk ke dalam kondisi resesi.

Namun, berikut ini sudah ada penjelasan terkait faktor-faktor yang menyebabkan kondisi resesi ekonomi pada suatu negara, antara lain:

1. Inflasi

Inflasi termasuk salah satu proses meningkatnya harga yang terjadi secara terus-menerus. Inflasi sebenarnya terbilang bukanlah hal yang terlalu buruk dan menakutkan. Namun, hal ini bisa saja menjadi berlebihan dan masuk ke dalam kategori cukup berbahaya.

Misalnya saja, bank Central AS saat ini mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Lalu suku bunga tersebut cukup tinggi kemudian akan langsung menekan aktivitas ekonomi. Jadi menaikkan suku bunga nantinya juga akan berisiko mengakibatkan berbagai resesi.

2. Gelembung Aset

Biasanya, hal ini terjadi karena ada banyak investor yang panik dan segera menjual sahamnya. Hal ini biasanya disebut juga sebagai “kegembiraan irasional”.

Kegembiraan ini tentunya akan menggembungkan pasar saham serta real estate. Sampai pada akhirnya gelembung tersebut pecah dan terjadilah panic selling.

Tentu, hal ini dapat menghancurkan pasar yang kemudian menjadi penyebab kondisi resesi ekonomi. Ini tentunya juga terjadi pada saat para investor akan mengambil keputusan dengan cara emosi.

3. Deflasi Berlebihan

Meski inflasi nantinya tidak terkendali, namun hal ini bisa menyebabkan resesi. Di sisi lain, deflasi ini nantinya juga akan memberikan dampak lebih buruk. Deflasi ini terjadi karena kondisi harga turun dari waktu ke waktu.

Hal inilah yang menyebabkan upah semakin menyusut, kemudian menekan harga. Deflasi sendiri saat ini juga berdampak kepada pemilik usaha atau penyedia barang dan jasa. Saat itu, individu dan unit bisnis akan berhenti mengeluarkan uang. Kemudian, hal inilah yang akan berdampak pada rusaknya ekonomi.

Beberapa Ciri dari Resesi Ekonomi

Ciri-ciri resesi ekonomi cukup beragam dan perlu dipahami lebih dalam. Berikut ini penjelasan terkait ciri-ciri kondisi resesi ekonomi, antara lain:

1. Pertumbuhan Ekonomi Lambat

Apabila pertumbuhan ekonomi suatu negara lambat atau minus, hal itu tandanya sedang/telah terjadi resesi di negara tersebut. Misalnya saja Indonesia yang normalnya sudah memiliki pertumbuhan 5-6%. Namun saat pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia berubah mencapai -2%.

2. Naiknya Harga Impor Tidak Terkontrol

Ciri-ciri kondisi resesi ekonomi berikutnya dapat dilihat dari adanya kenaikan harga yang nantinya tidak akan terkontrol. Tentu, hal ini karena harga produk impor.

Saat resesi, transaksi antar negara memang terganggu, sehingga stok produk impor ini akan  mengalami kelangkaan. Akibatnya, produk impor tersebut akan mengalami kenaikan harga secara signifikan karena jumlahnya terbatas.

3. Nilai Ekspor Turun

Resesi suatu negara biasanya akan mengakibatkan nilai ekspor turun. Tentu, hal ini karena produsen gagal akan memperoleh dana untuk membuat produk.

Selain itu, apabila recessionary economy ini terjadi secara internasional. Tentu, ekspor juga akan gagal karena negara penerima produk akan memprioritaskan belanja ke produk lain yang lebih penting.

4. Harga Barang Homogen Jatuh

Selain harga naik, tentu ada juga harga barang yang jatuh saat pandemi lalu. Hal tersebut biasanya akan dialami oleh produk berjenis sama (homogen). Penyebab jebloknya harga ini diketahui karena perebutan konsumen oleh perusahaan satu industri.

Cara Mudah Menghadapi Resesi Ekonomi

Sebenarnya, cara menghadapi recessionary economy bisa langsung dimulai dengan memberlakukan beberapa batasan terhadap diri sendiri. Agar lebih mudah memahaminya, berikut ini sudah ada penjelasan lengkapnya.

1. Mempersiapkan Dana Darurat

Dana darurat atau simpanan keuangan untuk masa depan menjadi hal yang wajib dipersiapkan dan dimiliki oleh semua orang. Dengan begitu, ketika recessionary economy terjadi, Anda diharapkan tidak akan mengalami kesulitan besar.

Sebagai salah satu cara untuk menghadapi kondisi resesi ekonomi, tentu dana darurat akan berperan cukup penting. Tujuannya tentu untuk bisa menjaga kestabilan keuangan keluarga atau perusahaan.  Hal ini termasuk ketika terjadi saat Pemotongan Hubungan Kerja (PHK) atau hal yang tidak diinginkan lainnya.

2. Mencari Passive Income

Kini sudah ada banyak sekali tersedia lapangan kerja yang bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan atau passive income. Dalam menjaga kestabilan ekonomi, Anda nantinya bisa langsung memilih salah satu pekerjaan online tersebut.

Tentu, hal ini juga akan mendukung keuangan Anda. Melalui cara menghadapi resesi ekonomi ini, nantinya Anda juga tidak hanya bisa memperoleh penghasilan tambahan di luar gaji pokok tersebut. Namun, juga akan mengamankan dana darurat untuk keperluan masa depan sekaligus dapat mencegah adanya hutang.

3. Dapat Meminimalisir Pengeluaran dan Hutang

Cara menghadapi kondisi resesi ekonomi, yaitu hanya dengan meminimalisir seluruh pengeluaran. Terutama, untuk pembelanjaan barang yang tidak diperlukan. Untuk bisa mengaplikasikan langkah ini, nantinya Anda dapat membuat skala prioritas keuangan.

Lalu usahakan untuk menggunakan anggaran dana demi melunasi hutang terlebih dahulu. Bahkan, juga bisa menghindari memakai kartu kredit jika berbelanja.

Tentu, hal tersebut biasanya akan meningkatkan pengeluaran. Jadi bisa dikatakan Anda perlu sinergi kebijakan dari sisi fiskal dan moneter dalam menanggulangi dampak kondisi resesi ekonomi.